Memahami Seorang Pemimpin

by - 1:42:00 AM




9 April 2014.
Sebuah momen yang dinantikan oleh rakyat Indonesia untuk dapat memilih calon pemimpin mereka. Sebuah momen yang hanya terjadi dalam 5 tahun sekali. Sebuah momen yang hanya terjadi dalam sehari, namun menentukan kehidupan rakyat Indonesia dalam 5 tahun ke depan. Semua orang berharap bahwa pemimpin yang baru selalu lebih baik dari pemimpin yang sebelumnya. Namun, dari semua harap tersebut apakah pernah terpikirkan oleh kita, bagaimana seorang pemimpin itu seharusnya? Apakah dia harus seseorang yang bisa segalanya? Bisa memecahkan semua masalah? Bisa memprediksi masa depan? Atau yang bisa terlihat gagah ketika dia berdiri di depan kita semua?

Sebelum kita mengacungkan jari telunjuk ke muka orang lain. Sebelum kita mengeluarkan ribuan kata kata yang lebih tajam dari pedang samurai yang dapat menyayatkan hati orang - orang yang mendengarnya. Lebih baik kita memahami arti dari seorang pemimpin. Untuk itu, simaklah pembicaraan Budi dengan Ayahnya.


Disuatu senja, diteras rumah yang sederhana terlihat dua insan manusia sedang duduk dikursi bambu sambil menikmati pisang goreng dan juga teh manis hangat. Budi yang sedari tadi diam melihat ayahnya membaca koran, mulai membuka pembicaraan :

Budi : Yah, Pemimpin itu apa sih?
Ayah : Menurut Oxford, pemimpin adalah orang yang memimpin atau memerintah suatu kelompok, organisasi, atau bahkan negara.

si Ayah menjawab sambil membolak - balikkan korannya.

Budi : Wah, Oxford itu kamus yang dari Inggris itu kan yah? Wah, ayah bisaan nih nyari artinya. Oh iya Yah, kenapa harus ada pemimpin Yah?

si Ayah akhirnya meletakkan korannya dan menatap Budi

Ayah : Wah, sepertinya kamu tertarik nih dengan pemimpin. Begini, Pemimpin itu harus ada. Karena dialah yang membawa tujuan dari suatu kelompok, organisasi, atau negara tadi. Nah, dengan adanya tujuan itu tadi, diharapkan orang - orang yang dipimpinnya akan mendapatkan sesuatu yang lebih baik.

Budi menggangguk tanda dia paham akan penjelasan Ayahnya. Namun, muncul lagi pertanyaan yang ingin diajukannya.

Budi : Trus, dimana pemimpin itu harus ada?

Ayah : Didalam diri manusia harus ada jiwa pemimpin. Hal yang sederhana misalnya, ketika kamu melihat pisang goreng yang dibuatin Ibu buat kita. Sementara, perut merasa lapar. Maka, otak kita akan meminta si tangan untuk mengambil gorengan ini, lalu dimakan. Setelah itu perut merasa tidak lapar lagi. Tangan bekerja, perut yang senang. Kalau tangan tidak mau mengambil, ya bisa - bisa mati kelaparan dan si tangan pun akhirnya tidak bisa berfungsi lagi. ( si Ayah ngomong sambil mengambil gorengan yang sudah tersedia di depannya)

Budi : Kalau setiap orang itu pemimpin, kapan yah kita membutuhkan pemimpin? Masa pemimpin dipimpin sih?

Ayah : Nah.. justru karena setiap orang itu pemimpin, maka tiap - tiap orang pasti ada tujuan dalam hidupnya. Nah, kalau ternyata tujuan itu mengakibatkan perselisihan dengan orang lain tentu akan membawa masalah. Untuk penengah dalam masalah, diperlukan pemimpin, dimana dia mampu memberikan solusi atas permasalahan yang terjadi.

Budi : Kalau begitu, siapa yang layak jadi pemimpin Yah?

Ayah : Orang yang mempunyai Visi yang jelas dan juga memiliki kompeten untuk menjadi seorang pemimpin.

Budi : Yah.. aku mau dong jadi pemimpin, bagaimana caranya agar aku bisa menjadi pemimpin?

Ayah : Kalau kamu mau jadi pemimpin, kamu harus belajar dengan giat. Banyak membaca buku agar wawasan kamu luas. Ikut karang taruna atau remaja masjid. Kalau kamu udah SMP/SMA nanti, ikut jadi anggota OSIS. Dan jangan lupa untuk sering membantu ibu dirumah. Hahahaha…

Budi : Siap Yah! 


Jika kita melihat dari cuplikan cerita diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pemimpin itu harus mempunyai visi dan juga kompeten. Namun, kata kompeten sendiri tidak ada standarisasi-nya. Jadi, mungkin beberapa kriteria berikut bisa menjadi acuan untuk kita memahami kelayakan seorang pemimpin.




1. 7 habits of highly effective people

Ini adalah kebiasaan yang harus dimiliki oleh tiap - tiap pemimpin. Kebiasaan yang sederhana namun harus mempunyai tekad yang kuat dalam melakukannya. Kesalahan umum para pemimpin itu adalah kebalikan dari 7 kebiasaan ini. Misal : Mendengar laporan masalah dari teamnya, langsung marah - marah kepada teamnya. Ini disebut reaktif. Seharusnya, pemimpin proaktif untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut.






2. Skills

Kemampuan adalah syarat mutlak bagi seorang pemimpin. Contoh sederhana, jika kamu ingin jadi pemimpin pada suatu kelompok karya ilmiah. Kamu harus sudah tau, kriteria pembuatan karya ilmiah itu apa aja. Kalau kamu sendiri tidak tau kriterianya saja. Bagaimana mungkin kamu bisa menghasilkan sebuah karya ilmiah dengan hasil maksimal? Sementara dalam pembuatannya, kamu pasti akan menghadapi banyak masalah, baik masalah dalam pembuatan karya ilmiah, maupun masalah lainnya seperti kecemburuan sosial.






3. Experience

Pengalaman adalah guru yang kurang ajar. Memberikan pelajaran meski kita sedang tidak siap menerima. Memberian masalah baru saat kita banyak masalah. Namun, semua hal yang telah kita lalui akan selalu membekas dan menjadikan kita bijaksana. Dan siapa sih yang ngga mau dipimpin oleh pemimpin yang bijaksana?






4. Achievement

Nah, biasanya nih dimana - mana orang bakal memilih pemimpin yang berprestasi. Misalnya, dia selalu juara bikin karya ilmiah perorangan. Pada saat pembuatan karya ilmiah kelompok, besar kemungkinan orang yang berprestasi ini yang dijadikan ketua. Coba perhatikan deh lingkungan disekitar kamu.


Dari keempat kriteria diatas saja. Kita dapat menilai seorang pemimpin. Apakah dia benar - benar layak menjadi seorang pemimpin. Dan juga dapat menilai diri kita sendiri, apakah kita sudah layak untuk menjadi seorang pemimpin?

"Tidak ada gading yang tak retak". "Manusia adalah makhluk yang mempunyai kekurangan". Dan banyak pepatah yang kita dengarkan apabila melihat seorang pemimpin melakukan kesalahan. Yang harus kita pahami, pemimpin itu mempunyai Tanggung Jawab yang sangat besar. Oleh karena itu, kriteria tadi yang akan membantunya dalam melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin. Jika si pemimpin tadi hanya mempunyai sedikit kriteria seorang pemimpin, maka dia harus belajar dengan giat dalam masa kepemimpinannya agar dia dapat meminimalisir kesalahan yang dibuat.

Bagaimana dengan pemimpin di pemerintahan? 1 hal yang pasti, mereka harus mengetahui politik. Meski mereka tidak berpolitik, mereka harus tau dan mengerti. Karena ada banyak kepentingan dalam politik. Jika buta politik, meski sudah jujur dan terpercaya tetap akan ada saatnya dia terjatuh akibat permainan politik orang lain.

Dan pada akhirnya, kamu akan mengerti bagaimana pemimpin yang berkompeten itu seperti apa. Jika penjelasannya masih kurang, kamu dapat mencari di internet. Jangan hanya terpaku dengan materi bahasa Indonesia. Kajian ilmiah dalam bahasa Inggris pun sangat banyak yang layak untuk dibaca. Dengan begitu, kamu akan bisa memahami seorang pemimpin. Karena kamu adalah calon pemimpin dimasa yang akan datang.


A leader is best when people barely know he exists, when his work is done, his aim fulfilled, they will say: we did it ourselves. —Lao Tzu

Note : Tulisan ini diikut sertakan dalam perlombaan di USBI.


You May Also Like

0 comments